Rabu, 12 Oktober 2011

Romawi Klasik

| |



1.1  
LATAR BELAKANG

Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.

Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. Peradaban Romawi yang turut mengadopsi ide dari kebudayaan Yunani merupakan peradaban yang menghasilkan kebudayaan yang sangat bernilai nilai seni tinggi baik dari segi arsitektur bangunan serta keseniannya.

            Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hakekatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa melainkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat kuat. Seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana perkembangan arsitektur serta bangunan bangunan yang ada pada masa Romawi Klasik?  

2.   Apa saja ciri seni patung pada masa Romawi Klasik?

3.   Siapa tokoh maupun filsafat yang berpengaruh pada masa Romawi Klasik?

1.3  TUJUAN

1.      Makalah berjudul “Romawi Klasik” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pembimbing.

2.      Bertujuan untuk memperluas wawasan bagi setiap pembaca terutama bagi para generasi muda yang harus tahu arti penting peranan dari sejarah sebagai suatu disiplin ilmu.



1.4 MANFAAT

1.      Dengan disusunnya makalah berjudul “Romawi Klasik” akan sangat membantu setiap membaca yang ingin memperluas wawasannya tentang peradaban Romawi Klasik.

2.      Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk membuat makalah selanjutnya dengan lebih baik lagi.


3.      Dapat dijadikan sebagai bekal bagi pengetahuan, dan kajian selanjutnya yang akan dikembangkan di bidang sejarah.


BAB II

PEMBAHASAN


2.1  POTRET ARSITEKTUR

            Seni, arsitektur dan teknologi dalam bidang seni dan arsitektur Roma merupakan peminjam yang secara keseluruhan mengadopsi pilar-pilar Yunani yang bergaya Doria, Ionia dan Korintia, yang selanjutnya digabung serta dikembangkan menjadi gaya Komposit dan Tuskana. Dorongan utamanya bukan untuk menyaingi kesempurnaan dan keselarasan bangsa Yunani, melainkan untuk mengungguli dengan kehebatan teknologinya. Para Arsitek Roma merupakan orang pertama yang memanfaatkan beton untuk membangun gedung raksasa/bangunan besar. Dengan menggunakan material yang murah dan luwes ini, mereka mengembangkan gagasan pelengkung Etruska untuk menjadi pola Viaduk, Akuaduk, pelengkung kemenangan dan kubah-kubah raksasa seperti kubah di Kuil Pantheon.

Konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi praktis, yaitu :

-          Kekokohan
-          Keamanan
-          Kenyamanan
-          Fungsi
Beberapa ciri arsitektur klasik antara lain:
  • Bentuk Simetris
  • Kolom/PilarTinggi yang menjulang.  
  • Segitiga pediment
  • Atap kubah

            2.1.1 KARAKTER ARSITEKTUR

1. Arsitektur Etruska

 Membuat langgam baru selain yang mengadopsi dari Yunani yaitu langgam/gaya Tuskana, sedangkan lainnya gaya Komposit merupakan penggabungan Ionia dan Corinthia Atrium merupakan “ruang keluarga resmi” di dalam tiap rumah tinggal orang Romawi yang fungsinya adalah tempat bagi seorang bapak untuk menasehati anak-anak lelakinya. Ruang ini mempunyai lubang diatas atap yang sudah menjadi tradisi sejak Romawi Kuno (Etruska), ketika tempat tinggalnya hanya terdiri dari satu ruang dengan lubang angin di atas yang diperlukan untuk memasukkan cahaya serta udara dan mengeluarkan asap dari tungku.

Perkembangan selanjutnya atrium menjadi ruang tamu besar, dengan lubang atas tetap dipertahankan, tetapi tungku api diganti dengan kolam untuk menampung air hujan. Dengan proses yang sama, Tablinum yang mula-mula adalah sengkang dibelakang atrium, menjadi ruang makan kecil, dan menghadap kebun sayur sederhana yang seterusnya dikembangkan menjadi taman tertutup yang indah dan dikelilingi oleh ruang-ruang yang lain, misalnya ruang tidur atau thalamus, taman ini disebut Peristyllum yang dibatasi pilar-pilar besar dan dilengkapi dengan kolam serta patung yang dipergunakan untuk ruang santai keluarga. Bahan bangunan yang digunakan adalah bata yang dikeringkan kemudian dilapisi teracota, sedangkan pemakaian atap dari bahan kayu.

2. Arsitektur Romawi

Bangsa Romawi mengambil kolom dan balok dari Yunani lalu dengan busur lengkung dari Etruska. Kombinasi kolom, balok dan busur ini merupakan ciri pedoman bagi arsitektur Romawi selanjutnya. Langgam gaya yang dipakai untuk pilar-pilar adalah Doria, Ionia, Korintia, Komposit dan Tuskana.

3. Arsitektur Vitruvius
 Arsitektur Vitruvius telah menyusun pedoman serta telah memberikan proporsi langgam gaya tersebut, kecuali pada Komposit. Proporsi gaya tersebut kemudian dipelajari secara mendalam oleh Palladio, Vignolla, dkk pada zaman Renaissance. Kuil yang pada phase Hellenistik Yunani, terdiri dari 1 lantai yang sangat dominan, pada zaman Romawi menjadi bermacam-macam type yang dikembangkan dan berlantai banyak. Dinding Romawi terdiri dari batu dan beton, yang merupakan karakter kubus. Pembuatan lengkung busur, ditunjang oleh rangka kayu/ bekisting sampai beton mengeras. Sedangkan beton merupakan bahan bangunan yang bisa diproduksi secara masal, uniform dan sederhana.   

            2.1.2 BANGUNAN BANGUNAN MASA ROMAWI

1. Forum

Merupakan pengembangan dari Agora Yunani yang merupakan ruang luar terbuka di tengah kota sebagai civic space (Indonesia; alun-alun). Forum tertua di Romawi adalah Forum Romanum, tempat ini merupakan Tonggak jarak emas, awal menyebarnya semua jalan-jalan (via) di Romawi yang menghubungkan daerah menuju ke seluruh kawasan kekaisaran, yang diukur berdasar mil dan tiap 1 mil (1,6 km). Tiap jarak tertentu dibuat pal setinggi 1,83 m. Tiap pal diukur jaraknya dari tonggak jarak emas di Forum Romawi ada sekitar 300 jalan utama diseluruh kekaisaran Romawi. Jalan raya Roma yang pertama yaitu Via Appia dibangun pada tahun 312 AD. Lambat laun Forum tersebut berkembang menjadi kompleks pemerintahan, tempat terbuka, kuil dan toko, yang pusatnya bebas dari kereta/kendaraan. Forum-forum lain banyak dibangun setelah itu dan jumlahnya bila dikota besar lebih dari 1, sedangkan untuk kota kecil cukup 1saja.Dengan macam macam forum yang bentuknya sebagai berikut :

a. Forum Romanum
b. Forum Caesar
c. Forum Augustus
d. Forum Square

2. Colloseum

Merupakan bangunan yang dikembangkan dari bentuk Theatre Yunani yang kemudian dengan penggunaan teknologi beton dapat dibuat bangunan yang secara konstruktif bertumpu pada kolomnya sendiri. Yang terkenal adalah Colloseum Roma, bangunan ini dibangun pada tahun 79 AD serta berkapasitas sekitar 50.000 orang penonton. Fungsi Colloseum sudah tidak sama dengan Theatre Colloseum dipergunakan untuk arena tontonan adu binatang dengan manusia (gladiator) dengan sifat kekerasan yang menonjol, atau adu kekuatan lain yang tidak seimbang. Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat, dimana tiap tingkat mempunyai langgam gaya kolom yang berbeda-beda.

3. Basilika

Merupakan Hall untuk pengadilan dan perdagangan yang berdenah segi empat dengan ukuran panjang adalah 2 X lebarnya, serta membentuk nave (ruang utama) di tengah yang dikelilingi oleh selasar di kiri kanannya. Sedangkan Tribune biasanya berbentuk ½ lingkaran, ada 2 tribune yang letaknya berseberangan, dipisahkan dengan deretan tiang-tiang pendek atau baluster, serta letak tribune lebih tinggi dari yang lain dengan contoh bangunan sebagai berikut : a.Basilika Trajan dibangun oleh Kaisar Trayanus

4. Thermae

Merupakan pemandian umum yang serba lengkap, yang dikembangkan dari Gymnasium Yunani, dan merupakan pusat kehidupan social bagi kaum bangsawan (kelas tinggi). Bangunannya dibuat sangat mewah untuk rekreasi, santai dan melepas penat dengan pemakaian teknologi tinggi menggunakan lantai batu sabak dengan system lantai double. Agar kondisi thermal ruang yang diinginkan dapat tercapai. Bangunan ini mempunyai fasilitas :

-          Ruang Frigidarium yaitu kolam air dingin
-          Ruang Tepidarium yaitu kolam air panas
-          Ruang Calidarium yaitu ruang mandi uap
-          Perpustakaan
-          Gymnasium untuk senam
-          Gedung Olah raga, toko, kantor dan penginapan.

Pemandian yang terbaik dan terbesar dan lengkap adalah Thermae Caracalla (dibangun oleh Kaisar Caracalla) pada abad ke 3 Masehi (AD) yaitu tahun 212-216 masehi, yang meliputi bangunan dengan daya tampung 1600 orang pemandi. Air yang dialirkan dari gunung melalui akuaduk ribuan liter banyaknya sedangkan air untuk tepidarium dan calidarium dipanaskan dengan menggunakan tungku yang apinya dari kayu, tungku tersebut disambungkan dengan jaringan pipa uap dibawah lantai (diantara lantai rangkap) yang dibuat dari batu sabak

5. Sirkus Maximus

Merupakan sirkus pertama yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Tarquinius Priscus, dipergunakan untuk lomba kereta perang. Sirkus Maximus ini mempunyai panjang 600 m dan lebar 200 m dengan daya tampung 300.000 penonton.

6. Amphitheatre

Merupakan bangunan double Theatre, dengan bentuk ellips, fungsinya adalah untuk pacuan kuda dan balap lari. Bangunan dibuat dengan konstruksi :

-          Pondasi dengan menggunakan bahan lava (puzolana)
-          Dinding dengan menggunakan bahan tufa
-          Pelengkung bagian atas/atap dengan memakai batu pumuse atau batu ringan. Contoh Amphitheatre di Arles, Gallia dapat menampung ±26.000 orang penonton.

7. Aquaduc/Akuaduk

Bangunan saluran air yang merupakan perpaduan antara keahlian   teknologi dan keanggunan arsitektur. Air disalurkan ke kota sedemikian banyaknya sehingga seolah-olah sungai itu sendiri yang mengalir memasuki kota melalui gorong-gorong. Air mengalir turun dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah, melalui saluran beton di bagian atas aquaduc (Vitruvius menyarankan supaya saluran diturunkan 15 cm setiap 30,5 cm panjang akuaduk). Pelengkung akuaduk kadang bertingkat 1, kadang bertingkat 2 bahkan 3 bila melintasi lembah yang curam. Terowongan yang digali menembus bukit yang terlalu sempit disusuri, dilengkapi dengan bak kontrol untuk memeriksa dan membersihkan. Sifon terbalik digunakan kalau jurang terlalu terjal. Teknik tersebut berlandaskan prinsip bahwa air akan mencari permukaannya sendiri. Efek sifon ini memaksa air mengalir naik setelah turun dari tempat yang tinggi. Aqua Marcia adalah bangunan pertama yang menggunakan pelengkung untuk meninggikan saluran airnya, dibangun pada tahun 144 BC. Pelengkung batu yang panjangnya ± 96 km itu memungkinkan saluran tetap agak landai, sedangkan air disalurkan ke kota cukup tinggi sehingga tekanan airnya kuat sekali.


2.2  SENI PATUNG

Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno, Romawi Kuno, serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun 475 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
  2. Potrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
  3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik.
  4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.

Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi Vatikan dihilangkan penisnya.


2.3  TOKOH-TOKOH PADA MASA ROMAWI KLASIK

2.3.1 FILSAFAT
Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa Romawi menaklukan Yunani, karena itu banyak prajurit dan jendral Romawi yang melakukan kontak dengan para filsuf Yunani.
Orang Romawi menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang Romawi menjadi tertarik, dan pada sekitar 50 SM, orang Romawi mulai menulis filsafat mereka sendiri, meskipun sebagian besarnya masih merupakan terjemahan dari bahasa Yunani ke bahasa latin. Perempuan tidak diperbolehkan belajar filsafat.
Salah satu orang Yunani yang menulis mengenai filsafat adalah Lucretius. Dia mengikuti pandangan filsafat Epikurean Yunani. Dia menulis sebuah syair panjang berjudul Sifat Benda, yang menjelaskan mengenai filsafat Epikurean dalam bahasa latin untuk orang yang tidak bisa berbahasa Yunani.
Filsuf Yunani lainnya adalah Cicero, yang menulis filsafat pada waktu yang hampir sama dengan Lucretius. Cicero merupakan filsuf yang skeptis. Seperti orang Skeptis lainnya, Cicero berpikir bahwa kita harus mempertanyakan setiap gagasan atau fakta yang kita dapatkan, dan harus selalu bertanya, "Bagaimana mereka tahu itu?" atau "Bagaimana mereka yakin?" atau "Bagaimana dengan hal lainnya?". Cicero mencoba menggunakan filsafat untuk membuat manusia berpikir lebih logis, supaya mereka bisa lebih baik dalam membuat keputusan dalam pemerintahan. Namun Cicero juga memegang beberapa gagasan Stoik, terutama bahwa manusia harus mencoba menjadi sebaik mungkin.
Kira-kira seratus tahun kemudian, pada masa kaisar Claudius dan Nero, seorang filsuf bernama Seneca menulis essai mengenai filsafat Stoik. Seneca beranggapan bahwa manusia tidak boleh menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Manusia seharusnya mempergunakan waktunya dengan baik, membuat dunia menjadi lebih baik, dan memperluas pemikiran dengan mempelajari filsafat.
Pada masa-masa akhir Kekaisaran Romawi, banyak pria dan wanita yang mulai berpikir tentang dunia dalam sudut pandang Nasrani. Santo Augustine dan Santo Ambrose mempelajari filsafat dari masa sebelumnya dan berusaha menciptakan filsafat Nasrani yang bisa mencakup gagasan Nasrani maupun filsafat Yunani dan Roamwi. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, orang-orang tetap berpikir mengenai gagasan tersebut, bahkan ada beberapa perempuan juga. Baik di Kekaisaran Islam maupun Eropa Abad pertengahan, orang-orang seperti Maimonides dan Dante terus berusaha menyatukan agama dengan filsafat.

            2.3.2 NEOPLATONISME

Seiktaran waktu Yesus hidup, para filsuf (dan orang awam) di Aisa Barat dan Kekaisaran Romawi mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, dan hal ini penting bagi kaum Kristen dan orang Gonstik. Tidak lama setelah itu, para filsuf Romawi mengembangkan gagasan bahwa setelah seseorang mati, maka dia akan bergabung menjadi satu dengan Tuhah, dengan suatu kekuatan ilahi. Para Neoplatonis juga berpikir bahwa segala sesuatu berasal dari kekuatan ilahi ini, yang kadang-kadang merakea sebut yang Esa.
Para filsuf memperoleh gagasan ini dari ide Plato dalam bentuk yang lebih sempurna, sehingga disebut pula Neoplatonisme (Ajaran Plato Baru). Filsuf penting dari aliran ini adalah Plotinus, yang lahir sekitar tahun 204 M. Plotinus berkata bahwa yang pertama muncul dari yang Esa adalah angka, yang merupakan hal terdekat pada kesempurnaan. Setelah angka, muncul bentuk, lalu benda mati, dan kemudian makhluk hidup.
Setelah Plotinus meninggal pada 270 M, murid-muridnya terus memperdalam gagasan Neoplatonisme. Tapi gagasan mereka tentang penggabungkan dengan kekuatan ilahi menjadi bercampur dengan gagasan orang Gnostik tentang sihir, dan dalam beberapa cara Neoplatonisme pada masa selanjutnya lebih tentang sihir daripada fislafat.
2.3.4 ARSITEK

Vitruvius adalah seorang arsitek yang hidup pada masa pemerintahan Augustus pada abad 1 AD, menyusun buku/risalah tentang pedoman aristektur ”D Architectura” yang terus dipakai sampai zaman Renaissance



BAB III

PENUTUP


3.1  KESIMPULAN

Bangsa Romawi dapat dikatakan sebagai bangsa yang besar yang mampu menyerap dan mengembangkan kesenian (dan kebudayaan) klasik Yunani. Pengembangan tradisi klasik tetap berakar pada tradisi Yunani. Karya seni rupa Romawi yang pada umumnya berbeda dengan karya Yunani secara fungsional, namun tetap tampak kuat dalam mempertahankan kaidah klasik yang sudah mapan yang telah dihasilkan sebelumnya oleh bangsa Yunani. Dengan kata lain, Romawi sekalipun besar, hasil seninya boleh dikatakan sekedar tiruan saja dari seni Yunani. Dari segi fungsinya, kedua bangsa ini menghasilkan dua bentuk karya budaya yang berbeda. Yunani lebih banyak menghasilkan karya yang befungsi sakral (religius) seperti bangunan kuil, dan patung dewa-dewi. Bangsa Romawi banyak menghasilkan karya seni profan. Romawi memperlihatkan kepada dunia sebagai bangsa yang benar-benar bisa menikmati kehidupan dunia ini. tampak karya-karya yang diciptakan untuk kenikmatan hidup di dunia, misalnya Thermae (tempat pemandian air panas, hangat, dan dingin), Theater (ampi-theater), Basilika (pengadilan), Forum (alun-alun), aneka monumen, pintu gerbang, dan sebagainya. Walaupun demikian karya bangsa Romawi tetap masih mempertahankan ciri klasiknya sebagai warisan bangsa Yunani.



DAFTAR PUSTAKA



3 komentar:

Kak kok plit bnget she ngk mw d blok..
buat apw d buat klu ngk bsa d copy..

Author

Etika nya benerin dulu ya.

Maaf sebelumnya bro. Kayaknya sy dibajak. Sebab, perasaan sya enggak pernah kunjungi blog ini. Apalagi koment. Jadi, atas kecerobohn saya minta maaf. Apalagi, akun ini memang milik saya.

Posting Komentar