Selasa, 18 Oktober 2011

POSTER

| |


DEFINISI :
Poster adalah Gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian, sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas / bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu.

Sebuah poster harus didesain menggugah / menarik perhatian khalayak terhadap suatu isu, sehingga dapat menyampaikan pesan secara tepat.

Dalam Etimologi 
Literasi Poster dari Segi Bahasa:
Kata "poster" adalah berasal dari kata "to post" yang memiliki arti menempelkan.
Sebagai kata benda berarti post (surat).
Poster dapat diartikan tukang menempelkan surat pengumuman atau tempelan itu sendiri.
"poster" menurut Graphics Art Encyclopedia berarti:
“Sebuah tanda besar untuk menampilkan produk atau pengumuman, dicetak pada papan atau kertas halus, tergantung pada kegunaan. berguna untuk promosi dan pengumuman yang dapat dilihat oleh banyak orang.  Mereka adalah alat komunikasi serbaguna dengan banyak kegunaan.”

Fungsi :
POSTER menyampaikan pesan secara Terbuka
POSTER pesan cukup Singkat
POSTER Dominasi pada Gambar
POSTER mudah di Pahami
POSTER mudah di Ingat

Sejarah
Kota Paris, Perancis di akhir abad 19 hingga beberapa dekade awal abad 20, yang menjadi pusat perkembangan poster modern.
Penulis Perancis Guillaume Apollinaire menggambarkan hubungan berbagai jenis publikasi modern dan kehidupan Kota Paris masa itu.

Awalnya, ini dipicu oleh perkembangan teknik cetak warna litografi yang sudah berkembang sejak abad 18.
Seniman cetak grafis Jules Cheret dengan litografi multiwarnanya membangkitkan gairah seniman sezamannya untuk menjelajahi kemungkinan baru dalam seni poster.

 Pamflet dan poster sebelum inovasi Cheret kebanyakan hanya berukuran kecil dan dipenuhi teks.
Cheret mengubah semua itu: poster menjadi sangat pictorial, didominasi gambar dan teks jadi menciut porsinya. Tapi, tentu saja ada gerak sosio-ekonomi, faktor yang lebih mendasar, yang ikut mendorong perkembangan seni poster ini.

Sejak akhir abad ke-19, industrialisasi memicu produksi barang-barang konsumsi, tempat berpijak jasa periklanan modern. Melalui karya-karya Henri de Toulouse-Lautrec, seni poster ikut mengisi khazanah perkembangan seni rupa modern Barat sampai paruh awal abad ke-20.
Poster karyanya untuk panggung hiburan Moulin Rougê' (1898) dengan stilisasi sosok gemulai artis Jane Avril, dengan warna cerah dalam bidang-bidang lebar, dianggap memberi pembaruan pada poster: masuknya cita rasa artistik seni rupa modern ke dalam bidang komunikasi massa dan niaga

Perancis, khususnya Kota Paris, di akhir abad 19 hingga beberapa dekade awal abad 20, yang menjadi pusat perkembangan poster modern. Penulis Perancis Guillaume Apollinaire menggambarkan hubungan berbagai jenis publikasi modern dan kehidupan Kota Paris masa itu: "Katalog, poster, dan berbagai pamflet iklan poster benar-benar mendapat peran penting dalam dinamika kehidupan kota di masa itu.


PERAN
Propaganda
Perang Dunia I (1914) memantik energi lain dari lembar poster: propaganda. Poster muncul untuk membawa pesan penggalangan dana lewat penjualan surat berharga oleh negara, perekrutan kaum muda untuk jadi tentara, mendorong partisipasi sipil dalam berbagai kegiatan bela negara, ajakan untuk memacu produksi, dan tentu saja, mengajak publik menghujat kebejatan musuh. Kebutuhan untuk menyampaikan pesan yang langsung dan tegas dalam propaganda akhirnya hanya memberi tempat bagi corak gambar realis sederhana atau bahkan kasar.

Peran penting ada pada teks yang keras dan sloganistis. Perhatikan, misalnya, karya James Montgomery Flagg (1877-1960), dengan sosok Paman Sam yang menunjuk, dan di bagian bawahnya tertulis: "I Want You for US Army", serta anjuran untuk segera menghubungi tempat pendaftaran terdekat. Poster dengan gaya dan pesan semacam ini bertebaran di negara-negara yang terlibat perang. Produksi besar-besaran poster di masa perang ini, khususnya di Amerika Serikat, dengan jelas menunjukkan kuatnya dukungan lembaga-lembaga pemerintah.

Melewati masa penuh konflik, poster seperti kehilangan peran pentingnya. Pada kasus AS ini jelas berhubungan dengan merosotnya kebutuhan pemerintah akan poster di masa pascaperang. Dari arah lain, memasuki awal 70-an, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah cenderung terus berkurangProtes atas Perang Vietnam (1965-1973) dan kasus Watergate (1973) di AS, misalnya, secara langsung memunculkan kesadaran baru pada masyarakat AS untuk aktif mengawasi pemerintahan.

Demokrasi dan Poster

Pemilu, yang setelah Perang Dunia II, sampai akhir 60-an masih menjadi pemesan poster terbesar, terus menurun tingkat partisipasiya. Inilah pola perkembangan yang ternyata terus berlanjut di tingkat global sampai saat ini: munculnya kekuatan-kekuatan baru dalam masyarakat yang mendinamisasi perkembangan demokrasi sosial. Banyak di antaranya, yang sekarang disebut sebagai LSM/Ornop, telah berkembang menjadi komunitas transnasional dengan perhatian terhadap isu politik yang khusus: hak asasi manusia, hak perempuan, pengelolaan lingkungan hidup, hak konsumen, hak anak, hingga perlindungan terhadap hewan. Inilah kekuatan baru yang memperjuangkan isu "subpolitik" seperti dikemukakan Anthony Giddens dalam paparannya tentang "Jalan Ketiga" perkembangan demokratisasi sosial di tingkat global.

0 komentar:

Posting Komentar