Kamis, 13 Oktober 2011

"Buku ‘The Art of Colour’ oleh Michel Jacobs”

| |

BAB I
PENDAHULUAN

          Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas berkat dan rahmatNya serta atas bantuan dari semua pihak sehingga dapat terselesaikannya tugas kami dalam penyusunan makalah Teori Warna tentang “Buku ‘The Art of Colour’ oleh Michel Jacobs”Karena penyusunan makalah ini sangatlah penting bagi kami dan merupakan langkah awal bagi kami untuk dapat terus mengerti tentang Estetika itu sendiri.
            Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tagihan tugas Teori Warna pada semeter awal. Oleh sebab itu, hasil yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah mengutamakan pemahaman mahasiswa tentang  Buku ‘The Art of Colour’ oleh Michel Jacobs.

A.          LATAR BELAKANG
         Seperti yang kita ketahui bahwa warna dibagi menjadi beberapa bagian yang  terdiri dari warna primer, sekunder, dan tersier. Banyak sekali ahli – ahli yang meneliti atau membahas tentang NIRMANA, salah satunya ialah Tokoh yang ada pada tahun 1923 atau sekitar Abad Pertengahan yaitu Michel Jacobs, seorang seniman pada zaman itu. Michel Jacobs beranggapan bahwa warna dasar terdiri dari warna merah, hijau dan ungu yang disebut juga dengan spectrum warna. Untuk membahas lebih lanjut mengenai Michel Jacobs maupun teori-teori warna yang ia utarakan maka pemakalah membuat makalah ini.



B.           TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
         Setelah kami melakukan pencarian data, maka kami membuat makalah ini sebagai bukti pelaksanaan dan juga sebagai sarana penambah pengetahuan. Beberapa tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
Agar memiliki data yang cukup dan lengkap mengenai buku ‘The Art of Colour’ oleh Michel Jacobs dan sebagai arsip bagi penulis.















BAB II
URAIAN

  1. BIOGRAFI SINGKAT MICHEL JACOBS
Michel Jacobs, seorang pengukir dan pelukis, lahir di Canada pada tahun 1877. Beliau belajar di NAD, Ecole des Beaux-Arts (Sekolah Seni Rupa) di Paris dan di Berlin. Dia mengikuti Angkatan Darat AS selama WW1 sebagai ahli kamuflase. Setelah perang ia mendirikan Sekolah Seni Metropolitan di NYC. Sementara di Los Angeles selama 1930-1931, dia kuliah, mengajar di studionya, dan melukis potret. Beliau meninggal di Rumson, NJ pada tahun 1958.
Menurut Michel Jacobs, lingkaran warna didasarkan oleh tiga warna primer yang diidentifikasinya sebagai warna merah, hijau, dan ungu. Ia membuat lingkaran tersebut untuk mewakili pencampuran pigmen subtraktif. Karena, bagaimanapun, warna ungu yang Jacobs identifikasi adalah biru keunguan yang juga digunakan oleh Wilhelm von Bezold, untuk contoh, sistem sebenarnya melibatkan warna aditif yang telah diintegrasikan ke dalam kerangka subtraktifHal ini diungkapkan Michel Jacobs dalam bukunya yang berjudul ’The Art of Colour’.

  1. THE ART OF COLOUR BY MICHEL JACOBS
Di tahun 1923, Michel Jacobs menulis ”The Art of Colour” (Seni Warna), sebuah buku yang disajikan dengan beberapa teori yang agak individualis pada harmoni warna. Ketika memperlajari seni dekoratif di Paris dan New York, Jacobs menyadari bahwa meskipun mahasiswa seni lebih dulu mempelajari gambar dan kemudian bagaimana menerapkan warna, baginya kebalikannya tampak lebih masuk akal. Untuk tujuan ini, dia menyajikan teori warnanya, yang tidak dimaksudkan untuk memperkenalkan sudut pandang baru (Jacobs adalah pendukung ide-ide Thomas Young dan Hermann von Helmholtz). Dia akhirnya memutuskan untuk memakai tiga warna – meskipun pilihannya yaitu warna merah, hijau, dan ungu itu agak aneh. Ini dia sebut spektrum primer. Ungu yang dia gunakan sebenarnya adalah tipe biru keunguan yang digunakan oleh Wilhelm von Bezold dan dan fisiolog Hermann von Helmholtz.




Michel Jacobs menyusun spektral warna primer di sekitar bagian luar lingkaran, menempatkan mereka di seberang tiga warna sekunder yang diperpanjang dari pusat menuju pinggiran. Warna sekunder tersebut adalah kuning, biru, dan merah tua, yang dinamakan oleh Jacobs pigmen primer, dan bersama dengan spektrum primernya, membentuk tiga pasang warna komplementer – yang disebut komplementer. Lingkaran ditata sedemikian rupa sehingga oposisi ini juga melibatkan oposisi cekung dan cembung.

Menggunakan warna-warna referensi ini, enam campuran yang mungkin, yang Jacobs susun seperti kelopak bunga. Itu adalah, searah jarum jam: oranye, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, ungu, dan merah. Pasangan komplementer mungkin memang menyerupai satu sama lain – ungu dan kuning-hijau, contohnya – tapi perbedaan mereka juga ditekankan. Umumnya, banyak garis dari tiga bentuk kelopak sebenarnya menjaga pemisahan ekstrem tajam warna komplementer dan mengurangi kontras mereka.
      







Dalam bukunya, Jacobs menekankan pentingnya signifikansi psikologis kombinasi warna, dan kita telah ditunjukkan beberapa kemungkinan variasi dalam lingkaran kecil. kita hampir bisa membayangkan mereka sebagai wajah, mencoba koleksi topeng.

                       















DAFTAR PUSTAKA



0 komentar:

Posting Komentar