Jumat, 09 Desember 2011

BAUHAUS

| |

Sekolah Bauhaus didirikan di 1919 di Dessau, Jerman, oleh sekelompok arsitek, insinyur dan seniman yang dipimpin oleh Walter Gropius. Pemikiran dari grup ini adalah politik dan sosial dan juga estetika. Mereka mencari solusi untuk masalah yang dihadapi oleh kelas pekerja saat era depresi setelah berakhirnya PD I di Jerman. Pemikiran mereka meliputi Perencanaan Kota, Perumahan, dan pengembangan produksi massal kebutuhan masyarakat yang berkualitas tinggi dan bermanfaat.

Fitur unik dari program mereka adalah penggabungan metode kerajinan tangan dan produksi industri. Kerajinan tangan dianggap sebagai langkah pertama yang penting dalam pelatihan Insinyur, arsitek, dan desainer industri. Dalam hal ini mereka berbeda dengan para teoritikus Arts and Crafts Movements, yang menolak penggunaan tiap metode dan material industri; meskipun begitu desainer Baushaus berbagi hasrat Arts and Crafts movement mengenai kerajinan tangan. Semua mahasiswa Insinyur dan desain mengambil jalur Kerajinan tangan layaknya melukis, menggambar, dan studi teoritis pada desain dan warna.
Gaya desain Baushaus berhutang besar pada grup De Stijl, dimana sebagian bergabung pada sekolah sebagai pengajar. Pemikiran “Form follows function” juga diutamakan, mengutamakan penggunaan langsung dan jujur  terhadap material sebagai jalan paling “fungsional” dalam desain. Hasilnya adalah bentuk yang langsing dan retrilinier. Sebagai contoh di Arsitektur, komponen struktural dari gelasm besi dan beton dan jga material industri lainnya digunakan secara jujur dan langsung, tanpa bentuk imitasi.
Metode pengajaran dan gaya Baushaus akan menjadi sangat berpengaruh dalam metode pengajaran desain di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, sejak para pengajar pindah ke unioversitas dan sekolah desain lain saat Baushaus ditutup oleh Hitler pada 1933. Saat PD II pecah kebanyakan
para pengajar berada di Amerika Serikat mengajar di berbagai institusi, dimana nantinya mereka akan mempengaruhi seluruh generasi seniman dan desainer. Sampai saat ini, metode Baushaus mempengaruhi cara pengajaran desain di banyak sekolah.
Arsitek-arsitek yang karyanya dianggap berideologi Bauhaus antara lain; arsitek Peter Behrens dengan karya AEG Turbin factory Assembly Hall (di Berlin 1908-1909), arsitek Hans Poelzig dengan karya Sulphuric Acid Factory (di Luban, 1911-1912), arsitek Walter Gropius, Adolf Meyer dan Edward Werner dengan karya Fagus Shoe last Factory (di Leine, 1910-1914), arsitek Erich Mendelsohn dengan karya Einstein Tower (di Postdam, 1920-1921) dan Schocken Department Store (di Stuttgart, 1926-1928), arsitek Fritz Hoger dengan karya Chile House (di Hamburg, 1922-1924), arsitek Adolf Loos dengan karya Goldman & Salalsch  Building (di Vienna, 1909-1911), dan arsitek Bruno Taut dan Martin Wagner dengan karya Britz Estate (di Berlin, 1925-1927
Daya tarik dan nama besar Bauhaus telah membuat Yayasan Bauhaus di Dessau kembali mendirikan sekolah yang bernama Bauhaus Kolleg pada 1999, tetapi nafasnya sangat jauh berbeda dan semangat ini lebih kepada  romatisme terhadap Bauhaus. Perlu dipahami bahwa pengertian arsitektur Bauhaus tidak terbatas pada jurusan arsitektur yang ada di Bauhaus, tetapi karya-karya arsitektur yang lahir bersamaan dengan Bauhaus yaitu dari arsitek yang aktif di Deutscher Werkbund.

0 komentar:

Posting Komentar