Sabtu, 31 Desember 2011

20 "Aturan" Membuat Desain yang Baik

| |

belajargrafisdesain.blogspot.com

Dalam melakukan sebuah perancangan desain, kita sebagai seorang desainer harus mengetahui beberapa hal atau aturan yang dapat membuat karya rancangan desain kita menjadi lebih baik. Berikut ini saya coba paparkan apa-apa saja "20 aturan" tersebut. Perlu diingat bahwa memang aturan-aturan tersebut dapat kita langgar, namun tetap saja semua aturan tadi  tidak akan bisa kita abaikan.



"Rules can be broken but never ignored"
David Jury, Typographer &Author

1. Karya Desain Harus Memiliki Konsep
Apabila dalam sebuah karya desain tidak memiliki pesan yang hendak disampaikan, tidak ada cerita, tidak ada gagasan dan narasi, atau tidak memiliki tujuan maka karya tersebut sangat sulit untuk disebut sebagai sebuah karya desain. Tidak peduli sebagus apapun hasil tampilan visualnya, ketika sebuah desain tidak memiliki semua aspek tadi seluruh usaha perancangan akan menjadi sia-sia saja. Karya desain yang baik haruslah memiliki konsep yang melekat kuat, tujuan serta dapat memberi manfaat bagi audience-nya.

2. Berkomunikasilah - Jangan Membuat Dekorasi
Masih berhubungan dengan aturan nomor satu diatas, bahwa setiap bentuk yang digunakan dalam sebuah visual haruslah memiliki tujuan serta fungsi yang mendukung konsep desain tersebut. Tidak peduli bentuk yang digunakan sangat sederhana atau rumit, yang terpenting kita harus bijaksana dan memiliki pertimbangan dalam menentukan dan memakai suatu bentuk grafis.

3. Bahasa Visual Sebagai Satu Kesatuan
Pastikan semua elemen desain yang berada dalam sebuah karya desain berbicara dalam ruang lingkup yang sama. Elemen desain seperti jenis font, warna, bentuk, fotografi, ilustrasi background dan lain sebagainya harus selaras dan konsisten sehingga dapat digunakan secara maksimal sebagai representasi konsep yang hendak dikomunikasikan kepada audience-nya.

4. Gunakan Maksimal Tiga Jenis Huruf dari Keluarga yang Sama
Penggunaan jenis huruf (font) dalam sebuah karya desain perlu dibatasi sesuai dengan tujuan dari desain itu sendiri. Sebelum melakukan pemilihan jenis huruf, sebaiknya kita menyadari secara tepat tujuan dari desain yang akan kita buat. Jika kita merasa kesulitan dalam menentukan jenis font apa yang hendak dipakai, kita harus mundur dulu satu langkah dan berpikir mengenai karakteristik dari konsep visual kita. 
Tips yang bisa kita lakukan dalam memilih jenis huruf adalah gunakan huruf-huruf dari satu keluarga yang sama. Misalkan kita menetapkan menggunakan jenis huruf Arial, maka kita dapat menggunakan jenis-jenis Arial lainnya sebagai variasi (Arial Black, Arial Narrow, Arial Rounded, Arial Unicode MS). Oiya dua hal kesalahan para desainer adalah: pertama, terlalu malas mencari huruf yang dianggap paling sesuai dengan konsep desain, padahal huruf memiliki jenis yang sangat banyak. 
Sebagai acuan kita bisa membeli CD/DVD yang berisi kumpulan huruf atau dengan mudah bisa mengunduh dari internet. Kedua, para desainer seringkali tidak dapat menahan diri untuk menggunakan berbagai jenis huruf dalam satu layout desain, yang pada akhirnya justru akan membuat tampilan visual desain tidak sejalan dengan konsep awal yang direncanakan. Penggunaan terlalu banyak jenis font yang berbeda akan mengakibatkan audience menjadi bingung dan mata akan lebih cepat lelah. 

5. Manfaatkan Focal Point
Menarik perhatian audience merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting, mengapa? Karena hanya dengan mendapatkan perhatianlah, maka audience akan melihat hasil karya desain kita. Pusat perhatian atau Focal Point dapat diciptakan dari permainan kata-kata, ukuran, jenis font, perbedaan warna dan variasi penempatan atau layout. Setelah audience melayangkan pandangannya pada Focal Point yang kita ciptakan, maka langkah selanjutnya adalah menggiring mata mereka sesuai dengan hirarki atau urutan baca. Misalkan saja dalam sebuah leaflet sebuah toko grosir yang akan kita buat menjadi Focal Point adalah permainan kata "DISKON hingga 75%!" atau "GRATIS pembelian kedua!!" dan sebagainya. Selanjutnya audience akan merasa tertarik dengan Focal Point yang kita buat tadi dan kemudian melanjutkan membaca isi atau konten dalam leaflet tersebut.

6. Gunakan Warna Sesuai Kebutuhan
Elemen warna merupakan salah satu nyawa desain grafis, mengapa? Karena warna memiliki makna tertentu dan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam karya desain kita. Warna merupakan salah satu alat yang kita gunakan untuk menyampaikan maksud serta mengkomunikasikan tujuan atau konsep desain. Maka dari itu kita sebaiknya sangat peka dan memiliki pengetahuan akan makna warna agar desain yang kita kerjakan tetap berjalan pada pondasi konsep awal. Makna warna secara psikologis dapat Anda baca disini. Intinya adalah gunakan warna seperlunya saja, anggapan bahwa banyak warna akan membuat desain Anda lebih indah belum tentu seratus persen tepat.

7. Desain 'Sederhana?' Mengapa Tidak?
Mungkin Sobat bloggers pernah mendengar istilah "Less is more", yang merupakan sebuah  pemikiran dari aliran Modernisme yang menjunjung 'kesederhanaan' setiap elemen-elemen grafis yang dipakai. Sebagai ilustrasi dalam sebuah layout desain yang penuh, karena terlalu banyak bentuk geomtrik yang dipakai, terlalu banyak menggunakan jenis huruf yang berbeda dan terlalu banyak menggunakan warna. Bisa dibayangkan bahwa setiap elemen tadi masing-masing 'berteriak' minta diperhatikan oleh audience-nya, namun jika kita bisa menahan diri untuk membatasi penggunaan elemen grafis secara bijak, maka audience akan dengan merasa nyaman menikmati setiap sudut, bentuk dan warna yang kita gunakan.
Siapapun bisa melakukan rancangan desain dengan menggunakan banyak elemen grafis, namun hanya sedikit orang saja yang mampu menggunakan elemen grafis secara bijak dan tepat.

8. Manfaatkan Ruang Negatif
Ruang negatif juga sering disebut sebagai ruang putih (meskipun seringkali disekitarnya belum tentu berwarna putih) tidak kalah penting dengan semua elemen desain yang berada bersama ruang putih tersebut (elemen desain lainnya). Hal tersebut bisa dibenarkan, karena ruang putih tadi bisa berfungsi sebagai tempat mata kita untuk beristirahat. Ruang putih harus bisa kita oleh sedemikian rupa, sama halnya ketika kita mengolah tata letak elemen foto, tipografi dan sebagainya.

9. Manfaatkan Huruf Sebagai Gambar
Selama ini ada anggapan bahwa tipografi hanyalah dapat digunakan sebagai pendukung desain saja. Penggunaannya juga jadi dibatasi hanya sekedar mengisi headlinesub-headline dan body-copy. Perlu diingat bahwa tipografi juga merupakan salah satu unsur penting dalam dunia desain grafis, sehingga penggunaannya bisa di tingkatkan seoptimal mungkin. Ya, mungkin salah satu caranya adalah menggunakan tipografi sebagai image/gambar.

10. Huruf adalah Huruf Hanya Jika "Bersahabat"
Huruf yang baik adalah huruf yang dapat terbaca dengan baik pula. Karena memang begitulah takdir yang dimiliki oleh huruf. Fungsi utamanya adalah sebagai media penyampaian pesan antara desainer kepada target audience-nya. Aturan ini sedikit berbeda dengan aturan nomor sembilan di atas, kalau kita menerapkan huruf sebagai gambar - kadang kala kita tidak terlalu mempermasalahkan keterbacaan huruf tersebut. Namun sebaliknya, disini huruf dituntut sebagaimana jati dirinya, yaitu harus dapat dibaca. Seperti telah sedikit disinggung sedikit, bahwa pemilihan jenis huruf atau tipografi haruslah memiliki karakter yang kuat, karena karakter  tipografi yang kuat akan membangun jiwa serta melahirkan emosi mendalam bagi yang menikmatinya.
11. Objektif, Jangan Terpusat pada Diri Sendiri
Peran seorang desainer adalah merancang komunikasi yang mampu menjangkau masyarakat secara luas. Dalam usaha untuk menjangkau masyarakat yang luas tesebut kita harus mampu memahami target audience kita berpikir secara universal (luas), seperti warna apa yang akan kita pakai, foto apa yang akan kita tampilkan, kalimat apakah yang akan kita utarakan dan sebagainya. Desain bisa saja digunakan dalam hal-hal berskala kecil-menengah seperti menginformasikan serta mempromosikan sebuah acara festival film atau dalam skala besar seperti membuat alur evakuasi bencana dalam sebuah gedung pencakar langit. Hal yang ditekankan disini adalah apabila kita melupakan bahwa kita harus menjangkau audience kita dan bukan berpusat pada apa yang kita ingin buat, maka kita akan terjerumus sehingga desain  kita menjadi tidak tepat sasaran. Kita bisa saja membuat sebuah karya desain sebagus dan semenarik mungkin sehingga membuat audience kita terpesona, namun jika mereka tidak dapat mengingat informasi yang disampaikan maka semuanya akan menjadi sia-sia.



12. Rapatkan - Renggangkan
Kita kembali lagi ke permasalahan dalam mengatur tata letak (layout). Kita dapat membuat sebuah layout yang menarik dengan menggunakan sifat kontras, yaitu perbedaan yang mencolok. Perbedaan dapat diciptakan dari warna, bentuk, ukuran bahkan tata letak. Misalkan kita dapat merapatkan bagian teks dan foto yang masih dalam satu tema bersama, atau merenggangkan bagian-bagian yang berbeda dengan menambahkan area kosong.

13. Gunakan Area Gelap-Terang dengan Baik
Warna pada gambar latar belakang juga dapat dijadikan pertimbangan dalam merancang sebuah karya desain. Pertimbangkanlah unsur gelap-terang dari gambar yang akan dijadikan latar belakang tersebut. Yang perlu diingat adalah masalah keseimbangan dan kontras dengan elemen desain yang berada di depan (foreground). Maksudnya adalah penyebaran pertimbangan gelap-terang dari gambar latar belakang akan mempengaruhi juga tata letak dari elemen desain yang akan ditempatkan di foreground.

14. Lakukan dengan Pasti dan Sadar
Dalam merancang sebuah karya desain, kita harus memiliki kepastian dalam menentukan apa-apa saja materi desain yang hendak dipakai dan memiliki kepastian dalam menempatkan materi-materi desain tersebut. Sehingga audience merasa yakin bahwa pesan yang hendak dikomunikasikan melalui desain tersebut dapat dimengerti. Jangan sampai kita merasa tidak yakin dan tidak sadar dalam mengolah tata letak desain, karena dikhawatirkan akan mengakibatkan pesan yang dikomunikasikan tidak sampai kepada audience.

15. Ukur dengan Mata, Desain adalah Visual
Kepekaan visual merupakan salah satu faktor yang menentukan "keseimbangan" sebuah tata letak dalam desain. Keseimbangan yang dimaksud belum tentu berwujud tata letak yang simetris. Kepekaan visual sangat berkaitan dengan rasa di hati kita. Sebagai contoh bentuk lingkaran dan bujur sangkar yang memiliki tinggi yang sama secara matematis akan nampak lebih kecil lingkaran, maka dari itu perlu disiasati dengan memperbesar sedikit ukuran lingkaran. Intinya adalah gunakan kepekaan visual dan hati kita dalam mengolah tata letak (layout) desain.

16. Gunakan Gambar Orisinil
Apakah yang akan muncul dalam benak klien, target audience dan teman-teman sesama desainer jika melihat desain billboard yang kita buat sama dengan desain yang sudah pernah dibuat sebelumnya? Mungkin tidak semua elemen grafis-nya sama, melainkan hanya foto latar belakangnya saja yang sama? Karena kita mengambil background foto tersebut mentah-mentah dari "templates" gratis di internet. Memang tidak bisa disalahkan, akan tetapi sangat disayangkan, mengapa? Karena semua template yang disediakan di internet itu dapat diakses oleh semua orang, sedangkan kita dituntut untuk merancang desain yang unik, inovatif dan sebagainya. Kita bisa saja menggunakan stok foto templates tersebut, namun syaratnya hanya  untuk sementara saja. Misalkan hanya untuk memberi gambaran kepada klien sebagai draft desain dan jangan menggunakan foto template tersebut dalam final desain (Final Artwork)

Selalu usahakan semua materi desain (foto, ilustrasi dan lain-lain) adalah hasil karya sendiri yang tidak pernah dipublikasikan sebelumnya. Apabila kita tidak sempat mengambil foto, mungkin kita bisa membayar teman atau relasi untuk mengambilkan foto yang kita maksud atau bahkan membeli hasil foto mereka dengan ketentuan foto yang sudah kita beli tidak boleh mereka jual atau publikasikan, karena sudah menjadi hak milik kita.

17. Jangan Musiman
Desainer selalu memiliki gaya atau ciri khas perancangan desain. Nah apabila kita melihat rekan-rekan desainer kita sukses dengan gaya desain mereka, lalu kita mengikuti gaya mereka, maka kita akan kehilangan jati diri kita. Tetap, apapun yang kita buat, harus selalu dilandasi oleh kebutuhan klien, bukan berdasar pada apa yang kita suka, atau membatasi diri sendiri.

18. Statis sama dengan Membosankan
Ya, saya rasa pernyataan tersebut benar, segala sesuatu yang terlalu statis akan membuat kita jenuh, bosan dan tidak akan bertahan lama. Perasaan statis tersebut secara umum akan nampak pada layout keseluruhan desain, yang disebabkan oleh layout, bentuk, warna, ukuran masing-masing elemen desain di dalamnya. 

19. Gunakan Inspirasi sebagai Inspirasi, Bukan Meniru
Desain selalu berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum setiap waktu memiliki gaya desain yang berbeda dan khas, begitu pula hal khusus dalam dunia desain, semua orang berlomba menghasilkan karya desain yang unik dan berbeda dengan desainer lain. Namun di dalam dunia ini tidak ada sesuatu yang benar-benar asli, semua yang kita lihat, ciptakan merupakan akumulasi dari pengalaman hidup kita. Sebaiknya kita lebih bijaksana dalam membuat karya desain, selalu berpikir bahwa apapun sumber referensi atau inspirasi kita akan dapat selalu kita kembangkan lebih lanjut - sehingga selalu akan menghasilkan karya lebih baik dari sumber-sumber inspirasi kita.

20. Hindari Bentuk Simetris

Tips ini masih menyoroti permasalahan keseimbangan, kurang libih sama dengan aturan nomor 18 diatas. Namun yang hendak ditekankan disini adalah bentuk simetris dalam desain kita akan mengakibatkan dua hal: (1). Tata letak yang simetris akan membuat elemen-elemen grafis yang tidak simetris akan terlihat sangat aneh dan tidak menyatu dalam keseluruhan desain, sehingga fleksibilitas seorang desainer dalam mengolah layout menjadi terbatasi oleh hal tersebut. (2). Tata letak yang simetris akan menunjukkan kepada orang lain kalau kita malas untuk mencari alternatif tata letak yang baru, yang lebih segar. Selain itu orang akan menganggap kita hanya bermain di daerah "aman", karena desain yang memiliki tata letak simetris secara otomatis adalah desain yang 'seimbang' dan tak terbantahkan. Kalau saya punya prinsip bahwa keseimbangan belum tentu harus simetris.

0 komentar:

Posting Komentar