Hidup itu adalah sampulnya saja. Sedangkan isinya adalah nasi basi yang harus kita olah agar bisa kita nikmati dan menjadi sajian yang lezat setiap pagi.
Dalam hidup, kesulitan adalah bumbu utama agar kehidupan kita lebih bermakna dan memiliki rasa.
Jangan hidup kalau tidak mau diuji.Kita sering dihapapkan dengan kesulitan. Namun, yang lebih sulit adalah, bagaimaa cara kita agar bisa mengolah kesulitan itu menjadi sebuah roti panggan berselai setrawberry di pagi hari dengan
secangkir kopi.
Untuk menyajikan kopi, kita harus pintar bagaimana mengubah rasa kopi yang pahit menjadi manis. Itupun dibutuhkan dua hal. Gula dan sendok pengaduk. Ada gula saja tanpa pengaduk, tetap saja, kopi akan pahit sebab gula tidak bisa tercampur dengan serbuk kopi. Sedangkan pengaduk saja tanpa gula? Apa jadinya?
Sama seperti hidup.
Untuk menghadapi kesulitan hidup, apalagi kesulitan ekonomi, kita hanya butuh dua hal. Kemampuan dan kemauan. Kita semua sudah diberkahi kemampuan masing-masing. Itu sudah kodrat alam. Dan kemampuan tiap individu itu berbeda namun menghasilkan kepuasan yang sama. Sama-sama bisa mendatangkan profit.
Sama seperti hidup.
Untuk menghadapi kesulitan hidup, apalagi kesulitan ekonomi, kita hanya butuh dua hal. Kemampuan dan kemauan. Kita semua sudah diberkahi kemampuan masing-masing. Itu sudah kodrat alam. Dan kemampuan tiap individu itu berbeda namun menghasilkan kepuasan yang sama. Sama-sama bisa mendatangkan profit.
Kemampuan yang kita miliki bisa menghasilkan sesuatu yang berharga asal ada kemauan. Kemauan saja tanpa ingin mengolah kemampuan sama dengan berpangku tangan. Hampa. Jadi, untuk bisa sukses mengatasi kesulitan ekonomi, mari kita seimbangkan keduanya. Agar seimbang, saling melengkapi. Baca peluang yang ada. Jangan malas, malas adalah musuh utama.
0 komentar:
Posting Komentar