Rabu, 29 Agustus 2012

KRITIK !

| |

Anda tidak berhak dipuji kalau tidak
bisa menerima kritikan." 

                   -- Halle Berry, 2005

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan
 
Halle Berry, artis peraih Oscar melalui
film James Bond 'Die Another Day' di
tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie
Award.



Razzie Award adalah penghargaan yang
 
diberikan kepada mereka yang dinilai
aktingnya buruk. Label pemain terburuk
ini didapatkan Halle setelah memainkan
perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali
 
langsung datang ke tempat pemberian
penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain
 
sebelumnya yang sanggup datang dan
hanya menyampaikan pesannya melalui
video.

Sambutannya sungguh menarik :
 "Saya
menerima penghargaan ini dengan tulus.
Saya menganggap ini sebagai kritik
bagi saya untuk tampil lebih baik di
film-film saya berikutnya. Saya masih
ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu
tidak berhak dipuji kalau kamu tidak
bisa menerima kritikan'."


Tepukan tangan sambil berdiri sebagai
 
bentuk ketakjuban dari para hadirin
sangat memeriahkan malam itu. Ya,
sangat sedikit orang yang sanggup
menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi
 
situ? Apakah itu musibah buruk?
Seperti bencana yang tidak terduga,
atau... simbol kehancuran diri? Adakah
yang bisa menganggap kritik layaknya ia
menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...
 

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan,
 
sindiran, guyonan, hingga cacian pedas.
Wajar saja jika setiap orang tidak suka
akan kritik.

Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan
 
jika kita berlaku dan tampil sempurna,
memuaskan semua orang dan mendapatkan
pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa
 
kita bisa aman dari kritik? Tokh kita
hanyalah manusia dengan segala
keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia
ini lebih banyak orang yang suka
mengkritik, daripada dikritik.
Kalau suka sepak bola, pasti
sering mengamati para komentator dalam
mengeluarkan pernyataan pedasnya.

Padahal belum tentu kepandaian mereka
 
dalam mengkritik orang lain sebanding
dengan kemampuannya jika disuruh
memainkan bola sendiri di lapangan.

Belum lagi para pakar dan pengamat
politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka
ramai-ramai berkomentar kepada publik,
seolah pernyataan merekalah yang paling
benar. 

Namun bukan itu permasalahannya!

Pertanyaannya sekarang adalah...
 
seandainya mendapatkan kritikan,
yang sakitnya melebihi tamparan, apa
yang harus dilakukan?

Jawabannya adalah...
 

=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya
 
      kue kegemaran kita!

Mungkinkah?Why Not!!
 

Kita mempunyai wewenang penuh untuk
mengontrol perasaan
 kita.


1. Ubah Paradigma Terhadap Kritik

Ttidak sedikit orang yang jatuh
 
hanya gara-gara kritik, meski tidak
semua kritik itu benar dan perlu
ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan
adanya yang "masih pedul" kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan
 
besar yang harus mengirimkan berbagai
survey untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika harus melakukan
 
hal yang sama, mengeluarkan banyak uang
hanya untuk mengetahui kekurangan

Kritik merupakan kesempatan untuk
 
koreksi diri. Tentu saja akan
menyenangkan jika mengetahui secara
langsung kekurangan kita, daripada
sekedar menerima dampaknya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik
 

Tidak ada salahnya mencari tahu detil
 
kritik yang disampaikan. Bisa
belajar dari mereka dan melakukan
koreksi terhadap diri sendiri. Bisa jadi
kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang
 
mau memberikan kritik sekaligus saran. Tidak akan
menjadi rendah dengan hal itu toh.

Justru sebaliknya, pendapat orang bisa
 
jadi membuka persepsi, wawasan, maupun
paradigma baru yang mendukung goal.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!
 

Tanggapi kritik dengan bijak. Kita
 
tidak perlu merasa marah atau
memasukkannya ke dalam hati. Toh
menyampaikan pendapat adalah hak semua
orang.

Nikmatilah apapun yang mereka
 
sampaikan. Tidak ada ruginya untuk
ringan dalam mema'afkan seseorang.
Anggaplah semua itu untuk perbaikan
yang menguntungkan kelak.

Jangan pernah balas kritik dengan
 
kritik. Karena hal ini hanya akan
membuat perdebatan, menguras tenaga &
pikiran. Tidak ada gunanya.

4. Terimalah kritikan dengan senyuman.
 

Ini semua bisa melatih mental kita agar
 
bisa "tegar" menghadapi ujian yang
lebih hebat di kemudian hari.

Singkatnya, kita memang hanya layak
 
dipuji jika sudah berani menerima
kritikan. Meski tidak mudah, asah terus
keberanian untuk menikmati kritik
layaknya menikmati kue.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan
 
datang apabila kita sudah melakukan
sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu 

kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan
lapang dada!

0 komentar:

Posting Komentar